Dear…
Kamu tahu alasan mengapa Ar-rahmaan
ditempatkan lebih awal dari Ar-rohiim
dalam setiap kalimat pembuka “Bismillahirrohmaanirrohiim”
(Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) ???
Saya pernah mendengar dari sebuah kajian, kurang lebih ulasannya
seperti ini, “Allah sengaja menempatkan kata Ar-rahman lebih awal karena Allah Maha Pengasih kepada seluruh
makhluk yang ada di muka bumi ini tanpa terkecuali. Baik orang muslim maupun
non muslim, baik orang beriman maupun tidak, jadi dalam hal ini Allah
memberikan sesuatu sesuai dengan usaha yang dikerjakan oleh setiap makhluknya, semakin
besar usahanya, maka akan semakin besar pula hasil yang diperolehnya, perlu
diingat pernyataan ini hanya berlaku untuk kehidupan di dunia saja. Berbeda dengan
kata Ar-Rohiim yang artinya Maha Penyayang. Dikatakan bahwa Allah HANYA
menyayangi orang-orang yang beriman saja, baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
Surat ke 55 dari 114 dalam Alqur’an ini terdiri dari 78 ayat yang di
dalamnya terdapat satu kalimat yang unik, satu kalimat yang diulang hingga TIGA
PULUH SATU KALI,
“Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Dear… kira-kira ada hikmah apakah dibalik ini semua? Mengapa
hanya pada surat Ar-rahman saja terjadi pengulangan satu kalimat hingga
berpuluh-puluh kali?
Apakah betul-betul penduduk muka bumi ini jarang atau bahkan sedikit
sekali untuk bersyukur atas nikmat-Nya yang teramat besar itu?
Astaghfirullahaladzim…
Dan di penutup surat ini dijelaskan bahwa Surat Ar
Rahmaan menyebutkan bermacam-macam nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada
hamba-hamban-Nya yaitu dengan menciptakan alam dengan segala yang ada padanya.
Kemudian diterangkan pembalasan di akhirat, keadaan penghuni neraka dan keadaan
penghuni syurga yang dijanjikan Allah kepada orang yang bertakwa.
Dear…
Masih mau kah kita engga bersyukur?
Jika dalam SATU surat Ar-rahmaan saja hingga diulang 31 kali perintah
untuk bersyukur, maka rasanya congkak jika manusia yang lemah seperti kita ini
enggan melafadzkan kalimat syukur barang sekali saja dalam sehari.
Bahkan suatu ketika saya pernah mendengar bahwa perintah mengucapkan
kalimat syukur sangat dianjurkan dilakukan dipermulaan doa-doa yang kita
panjatkan sebelum permintaan yang lain. Jika pohon-pohon yang dijadikan pena
serta lautan dijadikan tintanya saja tak cukup untuk menuliskan kenikmatan yang
Allah berikan, maka apalah artinya jika manusia enggan menggerakan lidahnya
hanya untuk bersyukur sekali saja diwaktu pagi dan petang?
Allahuakbar…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar