Rabu, 14 November 2012

Susahnya menjaga hati…


Beberapa fenomena yang sering terjadi, membuat saya tergelitik untuk menuliskannya dalam sebuah tulisan….
Kita semua tahu, kalo hati itu raja dari segala raja, maksudnya yang menggendalikan semua alam sadar yang akan dilakukan. Maka dikatakan, ketika hati itu baik, maka baiklah semua anggota badannya, begitu juga sebaliknya. Namun sahabat, tahukah engkau??? Jikalah segumpal darah ini sudah mengenal virus “merah jambu”, sungguh ku katakan, logika tak lagi bermain disini,
Semuanya dianggap indah dengannya, dan tanpanya dunia ini seakan kiamat. Mungkin itu penggalan kalimat yang bisa menggambarkan susana hati seseorang yang sedang “falling in love”. Namun diluar sana mungkin masih banyak pujangga-pujangga / penyair ahli yang bisa lebih dahsyat mengdeskripsikan satu kata itu.
Jadi teringat oleh salah satu lirik lagu yang dibawakan girlband Indonesia yang sedang booming belakangan ini “Cherrybelle”, siapa yang tak kenal dengan grup ini? Mungkin dari anak-anak hingga nenek-nenek pun kalau ditanya, rasanya mereka tahu. judulnya Love is You.
“Cinta…
satu kata penuh makna,
Cinta…
bawa hati bahagia
dari sekian juta keindahan dunia, dimata hatiku kaulah keindahan hidupku”.

Nah itu lah salah satu dari sekian juta atau bahkan milyaran lagu Indonesia yang bertemakan tentang cinta. Jujur, jarang sekali saya menemukan lirik lagu yang didalamnya tak terkandung satu kata ajaib itu.
Awalnya, ketika dahulu saya belum memahami betul akan 'hal ini', saya menganggap fenomena-fenomena yang pernah terjadi, misalnya saja kisah cintanya Romeo & Juliet kisah cintanya yang kandas dan berujung pada kematian. Atau penggemar buku Ust.Anis Mata yang judulnya “Serial Cinta”, disana diceritakan seputar tentang cinta. Namun pengertian cinta itu luas loh ternyata. Bukan hanya perasaan yang berbeda yang membuat jatung berdebar tiap detik, makan tak enak, dibutakan hingga ada yang mengatakan maaf tahi ayam rasa coklat, atau apalah itu yang berhubungan dengan rasa pada lawan jenis.
Coba perhatikan kutipan berikut : “Lupakan! Lupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa” disini Ust.Anis Mata menceritakan ada sahabat Nabi SAW yang bernama Nasr bin Hajjaj pada masa Umar bin Khattab.

Nasr bin Hijaj adalah pemuda yang ketampanannya dapat menyihir para muslimah yang berada di Madinah. hingga suatu ketika, Umar bin Khatab memeregoki ada nama Nasr bin Hijaj dalam bait-bait puisi yang dilantunkan oleh seorang muslimah madinah. Dan ketika Umar menemui Nasr, Beliau mengatakan, benar bahwa ketampanannya telah menjadi fitnah kaum hawa yang ada di Madinah. Hingga diputuskan, Nasr bin Hijaj akan dikirim ke Basrah. Namun masalah tak putus hanya disini.
keep your heart
Setelah dipindahkan di salah satu rumah yang berada di Basrah, ternyata Nasr mencintai majikannya yang sudah bersuami, dan dahsyatnya cintanyapun ‘berbalas’. (baca: kisah Nasr). Hingga pada akhirnya Nars meninggal setelah itu, karena menahan perasaan cintanya yang begitu besar namun tak kesampaian.

Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh dilahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit.
Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nasr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.

Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Hanya di sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi: di singgasana pelaminan.
Sekian….                                                                                                    
                                                                                                                          Thursday,1 Hijriah 1434H.

2 komentar:

YSS mengatakan...

sepertinya ada kisah Nasr bin Hajjaj yang lebih lengkap di kitab Ibnul Qayyim (Raudhatul Muhibbin wa Nauzatul Musytaqin - kalo gak salah) yang dalam kisah itu Ibnul Qayyim menghalalkan 'pelukan' untuk orang yang memendam cinta daripada orang tersebut mati atau membunuh jiwanya sendiri. Allahu a'lam.

Unknown mengatakan...

WOW...
Mas yg satu ini emang jempolan :P
*masalah itu terutama.