Wahai
laki-laki yang kini telah menjadi imamku, bolehkan aku mencurahkan semua isi
hati yang telah lama terpendam ???
Maukah
engkau aku kabarkan sesuatu tentang sebuah kebenaran, tentang rahasia hatiku??
sesungguhnya,
tak sampai hati aku untuk mengungkapkannya, karena ku tahu pasti akan
menggoreskan luka terdalam dalan hidupmu.
Namun,
kini separuh jiwaku telah kau miliki, dan separuh jiwamu kini telah ada
digenggaman tanganku. Sudah sepatutnya kau mengetahui semua ini….semua tentang diriku.
Wahai
suamiku, kini aku telah menjadi tulang rusukmu, seperti Siti hawa yang menjadi
tulang rusuk Adam AS. Bahagia sangat yang kurasakan, namun….
Sudah
tau kah engkau tentang diriku???
Tentang
semua kehilafan yang pernah ku lakukan dahulu???
Dengan
segala kerelaanmu, aku mohon engkau maafkan diri yang lemah ini, diri yang tak
pernah luput dari kesalahan.
Suamiku,
sejujurnya hati ini pernah ternodai, pernah ada sang kumbang yang singgah di
bunga yang mekar nan mewangi.
Pernah
ada seseorang yang mengisi kekosongan hatiku dahulu, direlung hati terdalam…
Pernah
ada seseorang yang menggoreskan pena-pena asmaranya dijiwaku…
Kala
itu, kebahagian yang kami rasakan, seolah inilah jalan akhir yang akan kami
tempuh, inilah cinta terakhir yang akan kami rajut, namun sang Pangeran, sang Penguasa
hati berkata lain, kini dihadapanku telah ada engkau yang telah halal menjadi
imamku didunia…yang tak pernah kusangka-sangka…namun inilah adanya.
Wahai
suamiku, maafkan bidadarimu yang pernah lalai menjaga segumpal darah yang Tuhan
titipkan, yang seharusnya engkaulah yang berhak untuk menggenggam seutuhnya…
surat cinta |
Wahai
suamiku…
Kini
aku bersimpuh pada Tuhanku juga Tuhanmu untuk membukakan pintu maaf untuk ku,
juga hatimu yang sudah dapat dipastikan terdapat luka yang teramat dalam karena
ulahku…
Maafkan
aku karena telah memberikan rindu, sebelum memberikannya kepadamu yang
seharusnya itu hakmu…
Maafkan
aku, karena kini kesuciaan hati itu tak lagi utuh, pernah ku persembahkan
kepada insan selainmu, pernah ternodai oleh insan yang belum halal untuk ku…
Wahai
imamku, sudikah kiranya kini aku berdiri dihadapanmu membawa kepingan luka yang
berserakan???
Mampuhkah
engkau menerimaku dengan lapang dada, karena kini yang kubawa hanya sisa-sisa
cinta yang dahulu pernah ku bagi pada orang lain selain dirimu??
Maukah
engkau menerima istrimu yang pernah membagi hatinya untuk orang lain, namun
sesungguhnya aku kini telah menjadi milikmu yang syah?
Yah
aku, disini aku yang hanya bisa menyesali, semua yang pernah terjadi…
Dengan
setitik harapan, engkau masih mempersilahkan diriku menyatukan kembali
buih-buih cinta untukmu suamiku..
Membangun
indahnya keluarga samara, seperti keluarga Rasul dan Khadijah, seperti keluarga
Ali dan Fatimah,
Janjiku
wahai suamiku, tak akan pernah lagi ku bagi cintaku meski hanya setitik debu, tak
akan pernah lagi meski hanya seujung rambut yang terbagi tujuh. akan ku
persembahkan untuk pangeranku didunia, dan semoga pangeran di akhirat kelak…
engkaulah
pemimpin dalam hidupku, yang kini hidupku ku persembahkan kepadamu setelah ku persembahkan
kepada Tuhanku.
engkaulah
pujaan hatiku, penerang dikala hati ini mulai redup, menjadi tongkat dikala aku
tak mampu lagi berjalan….
Akan
ku hadiahkan sisa-sisa waktu ku selain untuk beribadah kepada-Nya, juga untuk
berbakti kepadamu, pemimpin hidupku di dunia.
Izinkan
aku melangkahkan kaki bersamamu untuk menggapai Ridho-Nya, hingga kita bertemu
di Syurga-Nya kelak. Amiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar