Kamis, 10 Oktober 2013

NIKAH MUDA, why not?



Diujung kamar mungilnya, terlihat seorang akhwat berkerudung coklat sedang sibuk memandangi laptopnya, nampaknya Ia sedang mengerjakan banyak tugas, terlihat dari tumpukan buku berdiameter terbal yang berada disampingnya…
Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering (tituttitutitut) tanda sebuah message singkat masuk, entah dari siapa, namun yang pasti Hana (panggilan akhwat manis yang menyukai warna coklat ini) bergegas pergi keluar kamarnya setelah memasukan semua barang-barangnya kedalam tas ransel berbahan kulit itu.
Sesampainya di kampus, Ia langsung disambut hangat oleh audience yang nampaknya sudah cukup lama menunggu kehadirannya. Ya, Hana adalah seorang Mahasiswi tingkat akhir plus yang tak kunjung lulus. Kini Ia diundang dalam acara salah satu LDK yang ada dikampusnya guna menyambut perayaan hari Valentain yang akan berlangsung beberapa hari kedepan (baca : tuker coklat). Nama Hana memang sudah banyak tercium hangat dikampus, keahlian public speaking-nya tak lagi diragukan, kepiawaian dalam memadukan kata-kata menjadi sebuah bait puisi hingga terdengar syahdu ditelinga sudah lama pula Ia lakoni, “karena cinta telah membuat saya begini” ujar Hana saat diwawawancarai.
Diacara ini Ia diundang sebagai pembicara dengan tema “Sikap cantik menghadapi hari Valentain”…
Acara yang hanya berdurasi kurang dari 50 menit itu memang cukup menyisakan banyak pertanyaan dibenak para audience, terutama untuk mahasiswi yang baru menginjakan kakinya dikampus itu. Keseriusan pun terlihat dari raut wajah mereka saat menyaksikan penampilan hebat dari pembicara, kebutulan diawal Hana diamanahi oleh salah satu panitia mempersembahkan sebuah puisi maha karya terbaiknya nya yang kini telah masuk dalam salah satu  Koran terbaik di Indonesia.
Tak kalah menarik, diakhir kalimat penutupnya, terselip kutipan yang begitu ‘menampar ’ bagi mereka yang merasakannya…
“Banyak pertanyaan yang kerap kali menghampiri telinga saya : “Mba kok bisa sih jadi Duta NIKAH MUDA, padahal kan Mba belum menikah?” “Mba memangnya tidak berat menyandang title duta itu, bukannya pertanggung jawabannya pun berat?” atau blab la bla… dan lemparan senyum adalah kode awal dalam setiap jawaban saya : saya faham betul apa yang mereka tanyakan terkait Duta NIKAH MUDA yang kini menempel dalam diri saya, saya setuju sekali ketika ada pepatah yang mengatakan, ‘bukankah orang akan lebih percaya dengan tindakan dibandingkan hanya dengan sebuah ucapan? Bahkan 1000x ucapan akan terhapuskan hanya dengan SATU kali pembuktian?’ Yap,, that’s right, very very right, and I am agree with it. tapi bukankah pengalaman itu bisa kita perolah dari mana saja? Mesti kah semuanya berawal dari diri sendiri? Tak bolehkan saya membaca dari pengalaman orang lain, buku, media-media yang semakin canggih, atau yang lainnya? apakah seorang Duta rokok Ia juga HARUS dan WAJIB menjadi seorang pecandu rokok? Saya fikir tidak. Oleh karena itu banyak alasan saya menerima ketika saya dinobatkan menjadi Duta NIKAH MUDA, karena hemat saya alangkah baiknya ketika seseorang lebih awal mempersiapkan payung sebelum hujan turun, bukan begitu? “
Dan akhir sesi  Tanya-jawab pun dipenuhi dengan applause dari penonton.
Bersambung…



Tidak ada komentar: