Diujung kamar mungilnya, terlihat
seorang akhwat berkerudung coklat sedang sibuk memandangi laptopnya, nampaknya
Ia sedang mengerjakan banyak tugas, terlihat dari tumpukan buku berdiameter
terbal yang berada disampingnya…
Beberapa menit kemudian,
ponselnya berdering (tituttitutitut) tanda sebuah message singkat masuk, entah dari siapa, namun yang pasti Hana
(panggilan akhwat manis yang menyukai warna coklat ini) bergegas pergi keluar
kamarnya setelah memasukan semua barang-barangnya kedalam tas ransel berbahan
kulit itu.
Sesampainya di kampus, Ia
langsung disambut hangat oleh audience
yang nampaknya sudah cukup lama menunggu kehadirannya. Ya, Hana adalah seorang
Mahasiswi tingkat akhir plus yang tak kunjung lulus. Kini Ia diundang dalam
acara salah satu LDK yang ada dikampusnya guna menyambut perayaan hari
Valentain yang akan berlangsung beberapa hari kedepan (baca : tuker coklat).
Nama Hana memang sudah banyak tercium hangat dikampus, keahlian public speaking-nya tak lagi diragukan, kepiawaian
dalam memadukan kata-kata menjadi sebuah bait puisi hingga terdengar syahdu
ditelinga sudah lama pula Ia lakoni, “karena cinta telah membuat saya begini”
ujar Hana saat diwawawancarai.
Diacara ini Ia diundang sebagai
pembicara dengan tema “Sikap cantik menghadapi hari Valentain”…
Acara yang hanya berdurasi kurang
dari 50 menit itu memang cukup menyisakan banyak pertanyaan dibenak para audience, terutama untuk mahasiswi yang
baru menginjakan kakinya dikampus itu. Keseriusan pun terlihat dari raut wajah
mereka saat menyaksikan penampilan hebat dari pembicara, kebutulan diawal Hana
diamanahi oleh salah satu panitia mempersembahkan sebuah puisi maha karya
terbaiknya nya yang kini telah masuk dalam salah satu Koran terbaik di Indonesia.
Tak kalah menarik, diakhir
kalimat penutupnya, terselip kutipan yang begitu ‘menampar ’ bagi mereka yang
merasakannya…
“Banyak pertanyaan yang kerap
kali menghampiri telinga saya : “Mba kok bisa sih jadi Duta NIKAH MUDA, padahal
kan Mba belum menikah?” “Mba memangnya tidak berat menyandang title duta itu,
bukannya pertanggung jawabannya pun berat?” atau blab la bla… dan lemparan
senyum adalah kode awal dalam setiap jawaban saya : saya faham betul apa yang mereka
tanyakan terkait Duta NIKAH MUDA yang kini menempel dalam diri saya, saya
setuju sekali ketika ada pepatah yang mengatakan, ‘bukankah orang akan lebih
percaya dengan tindakan dibandingkan hanya dengan sebuah ucapan? Bahkan 1000x
ucapan akan terhapuskan hanya dengan SATU kali pembuktian?’ Yap,, that’s right, very very right, and I am
agree with it. tapi bukankah pengalaman itu bisa kita perolah dari mana
saja? Mesti kah semuanya berawal dari diri sendiri? Tak bolehkan saya membaca
dari pengalaman orang lain, buku, media-media yang semakin canggih, atau yang
lainnya? apakah seorang Duta rokok Ia juga HARUS dan WAJIB menjadi seorang
pecandu rokok? Saya fikir tidak. Oleh karena itu banyak alasan saya menerima ketika
saya dinobatkan menjadi Duta NIKAH MUDA, karena hemat saya alangkah baiknya
ketika seseorang lebih awal mempersiapkan payung sebelum hujan turun, bukan
begitu? “
Dan akhir sesi Tanya-jawab pun dipenuhi dengan applause dari
penonton.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar