Kamis, 24 Oktober 2013

Mencari spirit yang hilang


Sebuahh Kutipan dari Ustadz Rahmat Abdullah
(Foto diambil dari blog permata kebaikan)

Aku rindu zaman ketika halaqoh
adalah keperluan,
bukan sekedar sambilan apalagi
hiburan …

Aku rindu zaman ketika mambina
adalah kewajiban
bukan pilihan apalagi beban dan
paksaan …

Aku rindu zaman ketika dauroh
menjadi kebiasaan,
bukan sekedar pelangkap pengisi
program yang dipaksakan …

Aku rindu zaman ketika tsiqoh
menjadi kekuatan,
bukan keraguan apalagi
kecurigaan …

Aku rindu zaman ketika tarbiyah
adalah pengorbanan,
bukan tuntutan, hujatan dan
obyekan….

Aku rindu zaman ketika nasihat
menjadi kesenangan
bukan su’udzon atau
menjatuhkan …

Aku rindu zaman ketika kita
semua
memberikan segalanya untuk
da’wah ini …

Aku Rindu zaman ketika nasyid
ghuroba
manjadi lagu kebangsaan…

Aku rindu zaman ketika hadir liqo
adalah kerinduan
dan terlambat adalah kelalaian …

Aku rindu zaman ketika malam
gerimis
pergi ke puncak mengisi dauroh
dengan uang yang cukup2
dan peta tak jelas …

Aku rindu zaman ketika seorang
ikhwah
benar-benar berjalan kaki 2 jam
di malam buta sepulang tabligh
da’wah di desa sebelah …

Aku rindu zaman ketika pergi liqo
selalu membawa infaq, alat tulis,
buku catatan
dan qur’an terjemah ditambah
sedikit hafalan …

Aku rindu zaman ketika binaan
menangis
karena tak bisa hadir di liqo …

Aku rindu zaman ketika tengah
malam pintu diketuk
untuk mendapat berita kumpul di
subuh harinya …

Aku rindu zaman ketika seorang
ikhwah
berangkat liqo dengan uang
belanja esok hari untuk
keluarganya …

Aku rindu zaman ketika seorang
murobbi
sakit dan harus dirawat,
para binaan patungan
mengumpulkan dana apa adanya


Aku rindu zaman itu …

Ya Rabb …
Jangan Kau buang kenikmatan
berda’wah dari hati-hati kami …

Ya Rabb …
Berikanlah kami keistiqomahan di
jalan da’wah ini …

KH RAHMAT ABDULLAH

Tidak ada komentar: