Maka saya katakan
MENCINTAI adalah pekerjaan orang-orang HEBAT. mereka yang mau berkorban untuk
cintanya. Pengorbanan yang tak sebatas pada harta, Jiwa, Raga, lantas?! Bahkan SATU
DETIK waktu yang bergulir sekalipun harus kau berikan untuk makhluk bernama
cinta ini. SEMUANYA, tanpa terkecuali !!!
Oleh sebabnya, Saya heran dengen
mereka yang mengatakan cinta tanpa ikatan yang jelas (menikah), Bukankah
artinya ketika pasangannya mengatakan “saya mencintai kamu” itu artinya saya
‘memberikan’ jiwa dan raga saya untukmu dengan ikhlas, ridho dan sepenuh
hati? Tak sampai disitu, cintanya
pun berbalas “aku juga mencintaimu” --> (aku juga mau menyerahkan jiwa, raga ku untukmu). Jadi tak aneh sahabat, jika
diluar sana banyak wanita yang maaf menyerahkan kehormatannya untuk
pasangannya, karena menurut mereka, inilah bukti cintanya.
Maka ISLAM agama yang satu dan suci itu
mengatakan bahwa “TIDAK ADA PACARAN SEBELUM MENIKAH”."Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah,
maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih
memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia
berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).". Namun lagi-lagi cinta itu
buta, tuli, bisu, bahkan dianggap kurang waras. bagaimana tidak? bagi mereka
yang saling mencinta tahi ayam akan
terlihat bagai coklat yang lezat :p
Oh no…!!! Ternyata saya juga
pernah ada diposisi itu ?! :’(
Hari ini, saya akan bercerita
tentang ‘ketragisan’ cinta, bukan lagi layaknya sinetron,!!! Namun ini tentang
sebuah fakta di depan mata.
1#
Mencintai sosok laki-laki
berkulit sawo matang itu, bermula di akhir tahun 2011. Bisa dikatakan "Ukhibbuka
min awwali yaumin araftuka..."(Aku
mencintaimu
dr sejak awal aku mengenalmu)”
Percaya atau tidak, si akhwat mencintai
sosok yang sering dia sebut ikhwan itu sejak “pertama kali melihatnya” . kebetulan sejak itu, mereka baru saling mengenal, padahal ada dalam satu atap kepengurusan.
Hah? Sesingkat itu
bisa langsung jatuh hati?!!! kok bisa ~,~
Ya.
Hingga
pada akhirnya,
Merasa
sudah saling kenal, kemudian dekat,
Ingin
lebih, dan akhirnya
Mereka mengungkapkan perasaannya masing-masing. (Ikhwan-Akhwat juga manusia, bukan malaikat yg gak punya
nafsu)
“Kenapa
gak menikah aja?” mungkin sederetan pertanyaan ini akan menghampiri telinga si
akhwat kala itu. Namun hingga saat ini belum ada jawaban pasti mengapa mereka
tidak melangkah ke jenjang pernikahan yang diridhoi-Nya. Allahu’alam.
Hingga
suatu saat, si Ikhwan memutuskan pergi meninggalkan semua kenangan bersama si
akhwat,
Tak
bisa berkutik apapun, karena kebetulan pada saat itu si akhwat masih harus
menyelesaikan study-nya yang baru menginjak tahun ke-3 masa perkuliahannya.
Hingga
akhirnya, si Ikhwan memutuskan untuk bekerja, dan pergi kesuatu tempat, yang
sebenernya secara jarak tak terlalu jauh, namun yang membuat mereka jauh,
karena keputusan yang mereka ambil untuk tidak saling berkomunikasi satu sama
lain. Tragisnya, hingga bilangan bulan, bahkan tahun sang akhwat masih belum
bisa menerima kenyataan pahit ini.
#2
Empat
tahun bukan waktu yang sebentar, terlebih menanti sesuatu yang belum jelas akan
berakhir bahagia, atau bahkan sebaliknya. (bak fatamorgana ditengah gurun).
Namun kekuatan cintalah yang mengantarkan kakinya masih bisa tegak berdiri hingga
saat ini. Laki-laki yang teramat Ia cintainya itu tak sediktipun memberi respon
positif, bahkan tak jarang kata-kata yang teramat menyakitkan ia lontarkan pada
peremuan ‘tegar’ yang mencintainya itu. Tak pantang meyerah, si perempuan pun
beberapa kali menanyakan perihal ‘apakah si laki-laki merasakan hal yg sama’,
namun boro-boro jawabannya seperti yg diharapkan, malah berbalas oleh sebuah
statement yang benar-benar 'banci' (versi saya) Benar-benar tak pantas diucapkan karena cinta adalah anugrah terindah dari-Nya, dan itu milik siapapun hamba di muka bumi ini. kata-katanya kurang lebih seperti ini “saya gak
suka kamu suka sama aku”. Hek' Sayapun, yang sedari tadi menyimak ceritanya, merasa teramat perihh mendengarnya, apalagi dia (teman saya?)...!!! :'(
Argggh,
Rasanya
saya sudah nangis darah, jika ada diposisi dia.
Namun
ketegarannya telah melebihi kekuatan karang dilautan,
Dan sekarang, dia
pun nampaknya masih menaruh harapan pada laki-laki pujaannya itu,
Meski
terkadang sesekali dia mengatakan “laki-laki itu sudah mati, laki-laki itu
sudah mati”.
#3
Lagi
lagi tentang perjuangan CINTA.
Kali
ini tentang keberanian seorang ikhwan yang mengungkapkan perasaannya pada sang
pujaan, bukan hanya sekali, bahkan lebih. “Karena harapan itu masih ada’, itulah
kalimat yang terlontar kala kakinya mulai lemah melangkah. ‘jalan’ yang berbeda
sepertinya menjadi salah satu penyebab penolakan itu terjadi, meski memang pada
akhirnya, tujuan yang akan mereka capai bermuara pada titik yang sama. lama berjuang, rasanya telah banyak menggoreskan peluh dihatinya.
Hingga
kalimat kepasrahan ini meluncur dari bibir sang ikhwan, “Karena saya bukan
bagian dari kalian”
Terenyuh
saya mendengarnya.
saya menangis kala itu, karena tak banyak yang bisa saya lakukan untuknya.
Alloh,
sayangi mereka…
berikan saya, juga mereka jalan TERbaik menurutmu.
Hah,
Mengelus
dada, dan sesekali meneteskan air mata saat teringat akan hal itu…
Problematika
manusia, memang bukan melulu tentang cinta,
Namun
semua akan terasa indah jika cintanya juga beralur indah dalam skenario
hidupnya.
Saya
salut dengan mereka-meraka yang saya katakan adalah orang-orang hebat, karena
buktinya mereka masih bisa tersenyum, meski
terkadang hambar terasa, atau bahkan kecut, tapi setidaknya ada usaha disana.
Memang
akan sangat banyak sekali cerita tentang cinta,
Bahkan
jika dituliskan dalam sebuah buku sekalipun, rasanya tak cukup untuk menguak
rahasia tentangnya.
Saya
hanya berharap,
Untuk
diri saya, kamu,dan semua yg masih memiliki cinta,
Mohon
untuk tidak menyakiti !!! terlebih jika berada
diposisi yang dicintai
Karena
diposisi ini tidak jauh lebih berat perjuangannya dari orang-orang yang berada
diposisi mencintai.
Karena tahukah engkau,
Dialah
Allah yang Maha membolak-balikan hati,
Bisa
dengan seketika Dia membalikan perasaan itu jika Dia berkehendak.
"Ya Allah, aku sungguh tanpa daya. Aku sungguh tak ada kuasa. Aku sungguh teramat lemah. Maka selanjutnya, langkah kakiku, biar Kau yang melangkahkan. Gerak hatiku, biar Kau yang mengilhamkan. Ucapan serta perbuatanku, biar Kau yang menggerakkan. Cukup jadikan aku seperti apa yang Kau mau. Aku berpasrah pada titahMu. Jadikan aku pribadi yang lebih baik. Jadikan aku semakin bermanfaat bagi banyak orang dengan memaksimalkan segala anugerah yang Kau limpahkan padaku."
Allahu’alam
Pelajaran
berharga hari ini, #SemuaTentangCinta 27-10-2013