"Tangis yang dibenarkan ialah jika berasal dari suara hati
karena dorongan iman, lalu diwujudkan dengan tindakan" (Abu Abdirrahman
rahimahullah)
Malam tadi, saya memang sudah meniatkan untuk membaca Tarbawi edisi 294 Th.14
covernya terliht gambar orang yang sedang berlinang air mata, judul awalnya tertulis "Kita Perlu Menangis Bukan Karena Lemah, tapi Karena Punya Hati" menarik saya untuk menghampirinya.
baru saja tiga lembaran awal saya membukanya, mata sudah dimanjakan oleh sebuah cerpen yang dibawakan oleh Sultan Hadi, tak mau berlama-lama menunggu, akhirnya saya melalap habis isi semua ceritanya. menyentuh...
sungguh menyentuh.
disana menceritkan tentang sosok seorang laki-laki yang berwatak keras bak sebuah batu,
namun akhirnya berubah menjadi lembut selembut sutera.
inilah yang dimaksud HIDAYAH. yap, hidayah yang Allah berikan kepada mereka yang memang mencari hidayah itu sendiri.
'Tak puas' dengan cerpennya, saya pun melanjutkan ekspedisi lembar selanjutnya,
"Setiap kita tentu punya tanggung jawab. Dan untuk tanggung jawab itu, rasanya sesekali kita perlu menangis, bukan karena lemah dan merasa lemah, tapi karena kita punya hati yang harus selalu bisa merasapi bahwa beban dari tanggung jawab itu tidaklah mudah"
Ada beberapa poin yang penulis sampaikan alasan mengapa kita harus menangis?
1) Menangis,karena hati punya rasa duka.
Artinya ketika hati ditimpa duka, mata menyambutnya dengan tetesan air mata. setidaknya akan membuatnya terlihat berkaca-kaca. ya, karena duka memang terkadang mengalahkan kekeuatan fisik yang dikagumi orang, mengalahkan jabatan yang dikagumi orang, megalahkan pangkat yang disegani orang. karena duka memang bukan hanya milik orang lemah. duka milik semua orang. duka menimpa siapa saja yang punya hati.
2) Menangis, karena hati memiliki rasa empati
Diluar duka, empati adalah perasaan lain yang juga sering merasuki hati. dan rasa empati tidak jarang pula membuat air mata menetes. hati yang jernih memang sering tidak tega melihat kesusahan yang diderita orang lain. hati yang bersih terkadang memang mudah terbawa oleh susana kesulitan yang dirasakan orang lain.
3) Menangis, karena hati mengenali beratnya beban tanggung jawab
sebagian kita memandang tanggung jawab sebagai sebuah prestise, atau juga mungkin sebuah prestasi yang harus dibanggakan. Padahal kalau kita bertanya pada hati yang selalu jujur, ia mungkin akan mengatakan bahwa tanggung jawab itu adalah beban, tanggung jawab itu adalah bara api.
4) Menangis, karena hati punya kegelisahan
Sekali waktu, usai solat Shubuh Ali bin Abi Thalib ra. yang kala itu menjabat sebagai khalifah, berdiri di depan jamaah, memberikan pidato terkait keadaan umat islam yang kian tidak stabil. Ada kegelisahan di hatinya berbalut rasa tanggung jawab, atas kejadian-kejadian yang menimpa umat islam saat itu, dimana banyak terjadi berbagai perpecahan dan provokasi.
dari kegelisaha itu air matanya berderai, bicaranya terbata-bata.
SUMBER : Tarbawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar