Husnul khatimah ATAU suu'ul Khatimah?
Manakah kira-kira yang akan menjadi predikat akhir kehidupan kita?
namun, kali ini aku lebih tertarik dengan pada akhir yang baik, yaitu Husnul khatimah.
Dengar sebuah hadits,
"Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, maka Ia akan 'menggunakannya'. Ditanyakan "Bagaimana Allah menggunakannya?" Rasul saw menjawab : "dibantu untuk melakukan amal shalih sebelum kematiannya, lalu dicabut nyawanya ketika itu." (Shahih Al Jami :305)
Jadi, Husnul khatimah adalah kesalihan yang terpelihara hingga kematian yang tak jelas kapan datangnya.
Allahku,
entah sejauh mana aku menjaga keshalihan?, sesungguhnya ke-istiqomah-an yang bisa hadir hanya dengan bantuan-Mu dan tentu usaha serius dari usaha-usahaku.
Dan ke-istiqamah-an ini pernah menjadi bagian serius dari keyakinan orang-orang shalih yang begitu berhati-hati dan menjaga agar tidak terjatuh pada kemaksiatan.
Ada beberapa cerita yang aku dibuat merinding mendengarnya:
Pernah suatu ketika Ibnu Daqiq Al 'Iid rahimahullah mengatakan "Aku tak mengucapkan satu kata pun,dan tak melakukan satu perbuatan pun kecuali aku persiapkan jawabannya kelak bila ditanya oleh Allah"
atau
Abu Sofyan rahimahullah saat menjelang kematiannya mengatakan "jangan tagisi aku, sejak aku memeluk islam aku belum pernah melakukan satu dosa sekaipun".
Allahku, sering sekali rasanya aku melakukan sesuatu yang sesungguhnya aku paham hal demikian tidak disukai, dibenci, serta mengundang murka-Mu.
entah dalam kondisi bagaimana nanti saat aku menghadap-Mu.
Rasulullah saw bersabda "Barangsiapa yang benci bertemu Allah, maka Allah pun akan benci bertemu dengannya. Aku mengatakan "wahai Nabi Allah, apakah termasuk sikap membeci kematian? setiap kami tidak menyukai kematian?" Rasul mengatakan "Bukan itu, tapi setiap mukmin bila diberi kabar gembira dengan kasih sayang Allah swt, keridhoan dan surga-Nya, maka ia akan cinta bertemu dengan Allah. Sedangkan orang kafir, bila diberitakan tentang azab dan kemurkaan Allah swt, maka ia akan benci bertemu Allah, lalu Allah pun membenci pertemuan dengannya"
Tarbawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar