Senin, 21 Januari 2013

NOBAR Film "ATAMBUA 39o Celcius" @Gedung AHN

Hari kemarin, tepatnya tanggal 21 Januari, padahal baru 33 menit tepatnya meninggalkan hari senin itu.
tapi sekarang sudah berganti tanggal dan hari. ya, hari kemarin benar2 mendapatkan sesuatu yg 'baru'. semakin percaya dengan ketetapan-Nya, jadi dimuka bumi ini kita tinggal menjalankan 'peran' yang sudah ada di skenario sang Pencipta. awalnya berniat untuk mengikuti seminar kolokium temen2 departement, namun teman saya yang awalnya saya rayu,  kini berubah peran, Ia yang merayu saya untuk ikut dalam acara NOBAR di gedung AHN (Andi Hakim Nasution). Awal membaca SMS ajakan itu, sempat berfikir lebih dari satu kali, "waah, kan saya niatnya hari ini selesai ngajar, mau mengikuti kolokium, namun dipikir2 ulang...em, sepertinya berat rasanya jika harus menolak ajakan teman saya untuk nonton bareng yang entah film apa sayapun belum tahu pada saat itu, namun terlintas, moment2 seperti ini kan jarang... dan akhirnya kaki ini pun mengikuti isi hati yang tak pernah bohong" (tak ada penyesalan diakhir)
Bersama teman saya, Dewi namanya...akhirnya dengan bermodalkan kenal dengan salah satu panitia acara tersebut, akhirnya kamipun bisa masuktanpa tiket. sempat dipintu masuk kami ditagih tiket oleh panitia, namun karena kebetulan ada teman yang menjadi 'jaminan' itu, akhirnya kami berdua lolos masuk kedalam. waah, memang digedung itu terkesan mewah, dengan desain bangunannya, dan aksesoris yang mempercantik ruangan megah itu. hingga terkadang menambah rasa bangga mengenakan almamater biru kampus IPB tercinta.

***
singkat cerita, ternyata moment ini moment yang luarbiasa, mengapa demikian? karena pemutaran film yang berjudul "ATAMBUA 39o Celcius" ini the first atau untuk pertama kalinya diputarkan disalah satu kampus di Indonesia, dan Alahamdulillah saya termasuk salah satu peserta yang beruntung itu. karena film ini ternyata tak ditayangkan secara bebas, hanya sekitar di 20 tempat pilihan, yang notabenenya disana banyak berdiri kamu intelektual kata sutradara ternama ini Mira Lesmana bersama saudara kembarnya Mas Riri ketika berdialog dengan audiens diruangan tersebut. selain itu, film ini juga syarat akan makna, jujur, meski saya tak begitu faham dengan alur ceritanya, namun ketika mendekati ending, ternyata Film ini berkisah tentang "konstruksi sosial masyarakat Atambua, kota kabupaten di NTT setelah 13 tahun referendum. Sekitar 80 persen penduduk Atambua merupakan pengungsi asal Timor Timur setelah lepas dari Indonesia pada 1999 lalu. Identitas mereka terbelah." (KOMPAS).

Tidak ada komentar: