Kalimat apa yang bakalan terlontar di benak Anda ketikan melihat foto atau kejadian ini?
Iba? kasian? *pensive*, *tear* atau malah bangga?
"ooh ternyata gak cuma laki-laki yang bisa jadi sopir angkot, tapi wanita juga bisa, sekarang zamannya emansipasi wanita broh !!!"
yap,mungkin semua rasa di atas juga mewakili perasaan saya kala itu,
ini the first ya buat saya melihat sopir angkot wanita,
kalau bawa kendaraan pribadi sih gak aneh, karena udah banyak alias bejibun banget,
tapi kalo untuk narik angkot? -_-"
fenomena ini saya temui saat saya masih bekerja di sekitaran Ibu kota beberapa bulan yang lalu.
TKP ini bakalan kamu lihat saat kita turun di stasiun Tebet, di samping stasiun sudah banyak angkot-angkot yang ngetem mencari penumpang.
dan si Ibu/Wanita asal MED*N ini (terlihat dari logat dan intonasi suaranya saat berteriak-teriak mencari penumpang) membawa angkot dengan no 03 arah Tongtek-Senen-JakTim.
Awalnya saya sempat ragu untuk naik angkot tersebut, tapi dengan melihat beberapa penumpang yang sudah berada di dalamnya, menepiskan rasa keragu-raguan dalam hati.
tak hanya sekali, bahkan lebih dari itu, setiap kali saya berangkat kerja menggunakan jasa angkot ini, meski pernah sesekali membuat detak jantung sedikit berdetak lebih kencang, gegara saat ada polisi tidur, angkot yang dikendarai oleh si Ibu ini berbalik lagi kebelakang, tak tertanjak entah karena kurang gas atau seperti apa saya tak mengerti dunia permobilan^^
melihat Jakarta yang super padat, tentu jalan tak selenggang lapangan bola, terlebih kalau jam-jam kerja, muaceet tenan, dan otomatis di belakang mobil sudah berderet panjang kendaraan yang lain.
untung tak menyenggol mobil mulus di belakangnya.
(Alhamdulillah)
tapi selebihnya saya merasa nyaman, apalagi kalau duduk di bagian depan...
tentu lebih safety dong karena muhrim dengan saya, hehe
Kerasnya hidup di Jakarta, mungkin menjadi sebuah cambukan keras untuk si Ibu mencari nafkah yang halal, meski sudah ditinggal sang suami (informasi ini didapatkan dari mendengar sebuah percakapan si Ibu dengan salah satu penumpang di suatu hari), tapi tak menciutkan tekadnya untuk mencari sebongkah uang logam untuk menyekolahkan anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar