“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dusatakan?”
(Ar-Rahman :13)
Mama itu, ibu yang hebat. Luar biasa…
Peluk cium buat wanita pahlawan yang rela mengorbankan
nyawanya untuk aku,
“Melahirkanku adalah suatu kebahagian tiada tara” ucapnya ikhlas.
Mama, entah balasan apa yang setimpal untuk membalas semua
jasamu?
Hingga detik ini, rasanya masih banyak sekali hutang yang
belum ku bayar.
Dan hingga suatu ketika nanti aku sudah berumah tangga, mempunyai
anak, mungkinkah akan terlunasi?
Rasanya tidak akan …. :’(
Mama,
Didekatmu adalah kehangatan,
Wajahmu meneduhkan,
Pelukmu, ciummu, menguatkan.
Mama, maafin anak mu
yang masih belum bisa membayar jasa tiada tara itu.
***
MR (Murobbi) meski Beliau tak memulainya dari nol, tapi
keberadaannya telah memberi banyak perubahan dalam diri,
Tentang mengenal Tuhan-ku, Rasul-ku, agama-ku, pemahamanku
kian bertambah karena lingkaran itu…
Lingkaran yang selalu ku rindukan,
Sebuah pertemuan yang dikelilingi oleh sayap-sayap malaikat,
Ibu…
Maaf aku belum bisa menjadi mutarrobi yang baik,
Terkadang melalaikan tugas,
Datang terlambat tanpa rasa bersalah,
Hafalan yang tak kian bertambah,
Tugas membaca buku sering ku lalaikan…
Maafkan ibu.
***
PS (Pembimbing Skripsi)
Beliau, bukan sekedar dosen yang bertugas membimbing
mahasiswanya dalam menyelesaikan tugas akhir,
Lebih dari itu,
Beliau (Ibu) telah mengajarkan banyak hal. Tentang tanggung
jawab, tentang kepedulian, tentang kesabaran, dan tentang banyak hal yang
lainnya.
Aku tahu, dari pancaran wajahnya setiap kali bertemu
Senyuman yang kerap kali menunjukan kesabaran atas
kebodohanku,
Makasih ibu atas bimbingan yang tak sebatas bimbingan biasa,
Namun dari hati yang ikhlas.
Allahku,
Beri kesempatan hamba untuk membalas jasa-jasa mereka,
Ampuni dosa-dosa mereka,
Bahagiakan mereka kelak disisi-Mu
Tempatkan di syurga-Mu.
Jangan biarkan mereka bersedih.
Peluk cium, penuh sayang untuk ketiga bidadari tersayang.
Salam cinta dari anakmu.
Sofia Hanum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar