Bayangannya berbisik tak mau pergi,
Aroma baunya masih tercium kuat di ujung hidung,
tentangnya...
tentang dia, tentang sosok laki-laki idaman hati.
Sebait puisi diatas, tentu hanya seper-seratus, atau bahkan seper-sejuta dari apa yang dirasa.
Rabb, aku merengek LAGI...
Masa penantian memang layaknya dipenuhi godaan yg dibilang bukan main-main, karena ia sangat kencang menerpa, bagi mereka yang 'lemah' maka akan terseret hanyut, namun sisanya untuk mereka yang 'kuat' akan berbalik dengan merebah senyuman dan lantang berkata "AKU MENANG!!!"
Teringat oleh salah satu posting'an di jejaring sosial fenomenal abad ini, ya FESBUK,
Redaksinya kurang lebih seperti ini "MENIKAH bukan saja tentang prestasi karena sudah ini dan itu,
karena sudah selangkah lebih maju dari yang lain, atau bla, bla, bla, LEBIH dari itu kawan. Bahkan PRESTASI menikah itu ditentukan dari seberapa save menjaga izzah, iffah dirinya sebelum kata-kata yang menggemparkan Ars'Nya itu terucap, yap betul...sebelum Ijab Qabul itu terucap lantang oleh sang pangeran PEMBERANI, mereka yang berani menanggung hidup, berani mengarungi badai, tsunami rumah tangga, mereka yang berani datang pada walinya, meski berjenggot tebal sekalipun".
Mari merenung sejenak...
***
Ada pepatah yang mengatakan "Talak TIGA-lah dunia di hatimu",
wuiiih, dahsyat bukan?!! itu artinya sangking berhati-hatinya terhadap dunia ini. Bahkan ada juga yang mengatakan "dunia dan seisinya bagaikan BANGKAI". *saya hanya bisa tersenyum kecut.
Masih ingat cerita 3 sahabat nabi yang luar biasa juhudnya, hingga dalam ceritanya dikatakan mereka ada yang tak mau berbuka puasa sama sekali, tak mau tidur walau sesaat hanya karena untuk beribadah, dan tak mau sama sekali menikah, dan tahukah apa tanggapan Rasulullh SAW ketika tahu akan hal ini???
Beliau tak sependapat kawan. Beliau berkata, aku berpuasa, juga berbuka. Aku beribadah, juga tidur. dan akupun MENIKAH.
Barang siapa mengikuti sunnahku, maka ia adalah kaumku.
Jadi sista oleh sebab itu jangan terlalu berlebih-lebihan dalam bersikap. Jadikanlah Rasulullah sebagai tauladan kita :). menempatkan sesuatu sesuai porsinya itulah yang Allah mau.
Coba kita ingat cerita Aisyah R.A
"Rasulullah ketika berada disisiku, seolah Ia menjadikanku ratu sejagat. Namun ketika waktu solat tiba, Ia seolah-olah tak mengenalku dan meninggalkanku".
Allahu Akbar !!!
Begitu besarnya kecintaan Beliau kepada Allah SWT.
Give the best time special just for Allah.
kembali ke topik...-->
jadi belajarlah melupakan layaknya engkau belajar mencintai,
karena CINTA hanya kata kerja. Ia bisa dengan mudah dibalik maknanya.
jangan terlalu mengagung-agungka cinta, perasaan, dan sejenisnya, karena itu sebenarnya HANYA sugesti saja!!!
jadi jika engkau jatuh cinta, maka berusahalah untuk bangun cinta kembali.
karena hati, itu hanya DIA yang manguasai, DIA yang Maha membolak-balikan hati.
tak usah khawatir... :-*
tugas kita semua adalah bagaimana memantaskan diri, bagaimana mengkapasitaskan dan sering-sering bercermin diri.
Jika ingin mendapatkan pasangan seperti Ali.R.a maka belajarlah mengkapasitaskan diri seperti Fatimah.
terlebih jika seandainya engkau menginginkan pasangan seperti Rasulullah, maka harus juga mengkapasitaskan diri seperti Bunda Khadijah.
Karena engkau tahu?
Pasangan kita adalah CERMINAN diri kita. :)
Wallahu'alam bishowab.
Cintaku untuk Allahku |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar